"Isu Perkosaan Cina, Omong Kosong": Ki Gendeng Pamungkas 17 Agustus 1998 FORUM Oleh: Riza Sofyat Pada saat dunia menyoroti isu tentang pemerkosaan wanita keturunan Cina dalam kerusuhan tiga bulan silam, Ki Gendeng Pamungkas mendirikan "Posko Komite Gerakan Anti Cina" di rumahnya, Bogor, Jawa Barat. Berikut petikan wawancara Riza Sofyat dari Forum dengan paranormal yang kontroversial itu. MENGAPA ANDA MEMBENTUK KOMITE GERAKAN ANTI-CINA ? Sejak dulu saya anti-Cina. Kini memang saya lebih berani terbuka. Dulu hanya 50 persen terbuka. Sebab waktu itu pemerintah jadi beking Cina. Lihat saja kasus bos Bank Harapan Sentosa, Hendra Rahardja bisa hilang seperti ditiup angin saja. Lalu ketika Bank Summa hancur, rakyat datang ke rumah William Soeryadjaya dan menuntut uang mereka dikembalikan. Mana? sampai sekarang tak tuntas. Kenapa? Karena dulu pemerintah membekingi mereka. ANDA BERANI SETELAH ADA REFORMASI? Wah, enggak dong. Tapi kinikan ada masalah besar mengenai isu tentang pemerkosaan orang-orang Cina dalam kerusuhan 13-15 Mei. Buat saya itu omong kosong. Itu cuma untuk menyudutkan Kopassus. Ada enggak bukti kuat pemerkosaan itu? Enggak ada,kan? Saya tak melihat sampai ada sekian ratus wanita cina diperkosa ramai-ramai. Kalaupun ada, paling satu-dua orang. MENURUT LSM SOLIDARITAS PEREMPUAN, PEMERKOSAAN TERORGANISASI ITU MEMANG ADA? Mana buktinya? Saya sangat prihatin pada koalisi perempuan membela orang-orang Cina yang diperkosa walapun mereka mengatakan kita tak boleh melihat perbedaan etnis. Kemarin, konsulat Jenderal kita di Hong KOng dilempari telur busuk sama orang Cina, mana LSM kita yang bergerak menentang tindakan itu? Tak ada,kan? Lalu, Merah-Putih diinjak-injak, mana yang mempermasalahkan? Padahal, konsulat jenderal RI adalah bagian dari negara kita. Kalau ada tokoh LSM atau pakar politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang mengatakan Komita Gerakan Anti-Cina memicu kasus SARA, saya tak peduli, karena saya berpihak pada pribumi. Saya bergerak dengan rakyat pribumi. Tak ada lembaga atau seseorang yang memakai saya dalam gerakan ini. Kalau saya anti-Cina, itu harus dilihat sebagai hak asasi saya dan pribumi untuk tidak suka kepada orang-Cina. TAPI, KAN ANDA HARUS MEMENTINGKAN KEPENTINGAN NEGARA? Kepentingan negara berarti kepentingan rakyat banyak, kan? Nah, kepentingan rakyat banyak jugalah untuk menuntut Hendra Raharja dan orang-orang Cina lainnya, yang penjudi dan penipu, untuk ditangkap dan diadili. Kenyataannya kan tidak begitu? Karena sudah disuap orang Cina, moral para pimimpin kita itu dirusak. Itukan jahat sekali. Jadi wajar kalau saya dan warga pribumi tak suka dengan orang Cina. BUKANKAH TAK SEMUA ORANG CINA BERENGSEK? Benar, Namun, karena itu pula saya semakin benci kepada mereka. Begini, ketika pribumi yang pegawai kecil atau swasta pas-pasan hendak mengambil kredit perumahan, susahnya setengah mati. Kalaupun dapat, itu harus melalui persyaratan yang neko-neko. Segala persyaratan harus dipenuhi. Disuruh memilih Golkar lagi. Tapi giliran orang Cina mengajukan kredit, langsung diberi, berapa pun besarnya. Itu mereka peroleh dengan menyuap. Nah, dengan cara itu mereka membentuk mental pribumi menjadi suka berkolusi dan korupsi. Perilaku yang langsung mereka lakukan juga sangat menusuk hati. Saat orang antre rumah karena benar-benar membutuhkan dan dipersulit, eh , mereka tanpa tenggang rasa membangun pekuburan nenek moyangnya yang megah bak istana tak berpenghuni. Itukan keterlaluan? Setelah bulan Agustus, saya bersama rakyat AKAN MENGOBRAK-ABRIK KOMPLEKS KUBURAN CINA DI GUNUNG GADUNG, BOGOR. NGOMONG-NGOMONG, DENGAN GERAKAN ANTI-CINA INI, ANDA TAK TAKUT DITANGKAP APARAT? Kalau pemerintah membenci saya karena membuat gerakan anti-Cina, mereka goblok. Kalau itu terjadi, saya akan bikin lagi, gerakan anti-pemerintah. Kalau mau menangkap, jangan saya. Tangkaplah William, Hendra Rahardja, Lem Sioe Liong, serta bos konglomerat penipu dan perusak mental bangsa yang lain. ANDA SELALU MENGATASNAMAKAN PRIBUMI, PADAHAL, TAK SEMUA PRIBUMI ANTI-CINA? Pribumi yang saya atas namakan adalah mereka yang anti-KKN dengan Cina. Jumlahnya mayoritas. Coba tanya pribumi kelas menengah ke bawah di daerah, pasti mereka mengatakan bahwa perekonomian kita dirusak orang Cina dan mereka menjadi korbannya. Begini saja mengukurnya: mengapa setiap terjadi kerusuhan, orang-orang Cina menjadi sasaran, padahal persoalannya tak ada kaitannya dengan mereka? Itu artinya warga pribumi memang membenci orang Cina. Begitu ada kesempatan apa saja bentuknya, mereka akan melampiaskan ketidaksukaannya itu untuk menghancurkan kepunyaan orang Cina. Dari Redaksi Indo-Chaos: |