Presiden Habibie: ABRI Agar Ungkap Dalang Kerusuhan
JAKARTA (KR)- Presiden BJ Habibie secara khusus minta kepada jajaran
ABRI agar dapat mengungkap kebenaran sinyalemen bahwa di beberapa
lokasi kerusuhan dan huru-hara terlihat adanya kelompok terorganisasi
yang memprovokasi massa untuk melakukan pembakaran dan penjarahan.
Permintaan khusus Presiden tersebut disampaikan ketika menerima
Pokok-pokok Pikiran ABRI tentang Reformasi, yang diserahkan langsung
oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto, di Istana Merdeka
Jakarta, Kamis (11/6). Dalam kesempatan tersebut Presiden antara
lain didampingi Menkankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto, Menko Polkam
Feisal Tanjung, Mensesneg Akbar Tanjung, dan Mendagri Syarwan
Hamid. Jajaran Pati
ABRI yang hadir antara lain seluruh Panglima Daerah Militer, dan
tampak juga Dansesko Letjen TNI Prabowo Subianto.
Secara khusus saya meminta agar jajaran ABRI dapat mengungkapkan
kebenaran dari sinyalemen bahwa di beberapa lokasi kerusuhan dan
huru-hara telah terlihat adanya kelompok terorganisasi yang memprovokasi
orang banyak untuk melakukan pembakaran dan penjarahan,
kata Presiden Habibie.
Presiden juga menyatakan bahwa kekuatan ABRI sangat terbatas dalam
menghadapi rangkaian gejolak yang terjadi belakangan ini.
Untuk mengatasinya, aktifkanlah dukungan masyarakat kita
sendiri secara melembaga, sesuai dengan doktrin Hankamrata yang
kita anut, tandasnya.
Lebih jauh Kepala Negara menyatakan, tanpa dukungan masyarakat,
akan sangat sulit bagi ABRI untuk melaksanakan tugas di bidang
keamanan.
Rakyat harus lebih diarahkan untuk makin dewasa dalam menyikapi
masalah-masalah kebangsaan dan makin siap menghadapi tantangan
masa depan.
Disebutkan, masyarakat Indonesia dan internasional teramat peka
terhadap jatuhnya korban dalam pengendalian huru-hara dan kerusuhan
karena penghormatan terhadap hak asasi manusia sudah merupakan
agenda sejagad yang harus dihormati setiap negara.
Ditanya tentang keinginan Presiden agar ABRI mengusut tuntas huru-hara
dan kerusuhan, Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto dalam jumpa
pers mengatakan, ABRI bertekad mengungkap berbagai kegiatan
yang nyata-nyata mengganggu stabilitas. Tetapi kalau itu tidak
bisa dibuktikan, masyarakat hendaknya jangan kecewa. Tolok
Ukur Universal
Berbeda dengan dasawarsa yang lampau, kata Presiden, dewasa ini
masalah hak asasi manusia bukan lagi sekadar merupakan isu yang
perlu ditangkal, tetapi telah merupakan tolok ukur universal bagi
taraf perkembangan suatu negara.
Dalam kaitan itu Presiden berharap jajaran ABRI melanjutkan pengenalan
dan pendalaman terhadap berbagai instrumen hak asasi manusia PBB
yang secara bertahap akan diratifikasi Indonesia. Pelaksanaan
tugas di bidang Sospol juga tidak ringan, kata Presiden.
Menurut Kepala Negara, legitimasi peranan sospol ABRI tidak hanya
dipengaruhi oleh kinerja ABRI secara menyeluruh, tetapi juga oleh
kinerja anggota ABRI secara perorangan. Masyarakat menerima peranan
sospol ABRI dan menghendaki kualitas yang makin tinggi dari anggota
ABRI yang ditempatkan.
Hal itu dinilai wajar oleh Kepala Negara, khususnya jika diingat
betapa kompleknya kehidupan kita di masyarakat, berbangsa, dan
bernegara dewasa ini. Jangan ragu-ragu mengambil tindakan
disiplin terhadap anggota ABRI yang tidak memenuhi standar yang
kita perlukan, tambahnya.
Secara positif hal itu juga berarti diperlukan penyempurnaan terhadap
proses rekrutmen, pencalonan, penugasan dan pengawasan terhadap
anggota ABRI secara perorangan.
Jajaran ABRI juga diimbau untuk pandai-pandai menjaga keseimbangan
serta ketepatan penerapan dwifungsinya di bidang Hankam dan Sospol.
Harus kita akui, seperti lembaga-lembaga penyelenggara negara
lainnya dewasa ini, jajaran ABRI juga tidak luput dari sorotan
masyarakat, kata Kepala Negara.
Dalam menangkal serta menanggulangi huru-hara dan kerusuhan, sudah
tentu diperlukan kemampuan profesional yang tinggi, sehingga tugas
terlaksana tanpa menimbulkan korban. Dalam suasana damai
sekarang ini pada dasarnya tugas-tugas tersebut merupakan tugas
kepolisian, kata Presiden.
Pada bagian lain Presiden menyatakan, dalam suasana sulit seperti
saat ini ABRI diimbau untuk memelihara kekompakan, sedangkan keluar
harus memelihara dan mendayagunakan kemanunggalannya dengan rakyat
Indonesia yang memiliki kedaulatan tertinggi negara ini.
Integrasi ABRI merupakan salah satu faktor penting bagi
integrasi nasional kita. ABRI harus mampu menjaga kekompakan,
persatuan dan kesatuan dalam tubuh ABRI sendiri maupun persatuan
dan kesatuan seluruh rakyat Indonesia, kata Presiden Habibie.
Bersikap Tegas
Seusai menyerahkan Pokok-pokok Pikiran ABRI tentang Reformasi,
Menhankam/ Pangab Jenderal TNI Wiranto didampingi para Kepala
Staf Angkatan dan Kapolri juga mengadakan jumpa pers. Dalam kesempatan
tersebut disampaikan bahwa ABRI tetap akan bersikap tegas terhadap
berbagai tindakan yang mengarah pada anarkis yang dapat menodai
reformasi.
Ada kelompok-kelompok tertentu yang memanfaatkan reformasi
ini untuk kepentingan kelompoknya. Bahkan di daerah ada demonstrasi
yang berlebihan. Ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Sebab
kalau ini dibiarkan akan mengganggu stabilitas dan mengganggu
legitimasi pemerintahan yang sah, tegas Jenderal Wiranto.
Dalam hubungan itu seluruh jajaran ABRI, para panglima komando
operasi di lapangan diminta mengambil langkah-langkah tegas terhadap
berbagai kegiatan yang mengarah pada anarki yang menodai reformasi
murni dan damai. Para panglima diminta membangun pengertian
agar reformasi murni tidak dinodai dan bersimpati terhadap tindakan
inkonstitusional, serta langkah-langkah fisik untuk tidak terpengaruh
ikut-ikutan dalam tindakan reformasi yang kebablasan dan salah
arah, tambah Menhankam/Pangab. (Mgn)
|