ANTON MEDAN BANTAH TERLIBAT KERUSUHAN.
Media Indonesia Online. Kamis, 9 Juli 1998
JAKARTA (Media)
Hal tersebut diungkapkan Anton Medan kepada Media ketika dihubungi melalui telepon
selularnya, kemarin. Sebelumnya, berdasarkan laporan masyarakat yang melihat Anton
terlibat dalam peristiwa kerusuhan itu, pihak aparat kemanan, melalui Bakorstanasda,
memanggil Anton Medan untuk klarifikasi. Namun, panggilan tersebut sampai sekarang
belum dipenuhi oleh Anton. Belakangan muncul isu Anton Medan melarikan diri dan bersembunyi.
''Saya ini seorang Da'i yang mempunyai etika dan moral. Masak waktu melihat massa hendak
membakar pompa bensin saya biarkan? Justru saya hadir di sana untuk meredakan mereka. Dengan
membacakan takbir dan sunah-sunah Rasul,'' ungkap pendiri pondok pesantren untuk mantan
narapidana ini dengan nada sedikit emosional.
Karenanya Anton mengaku sangat kecewa terhadap aparat yang justru melihat partisipasinya
untuk meredakan massa itu sebagai dalang kerusuhan. Dia mengimbau aparat agar tidak melihat
masa lalunya yang hitam untuk mencari kambing hitam, serta meminta agar aparat memberi
kesempatan bagi dirinya untuk kembali ke jalan yang benar.
''Sebenarnya terlalu naif kalau saya dikatakan dalang kerusuhan. Sebab yang bisa membuat
makar itu justru yang memiliki kekuasaan. Tetapi biarlah semua ini saya anggap sebagai
batu ujian untuk melangkah ke depan,'' ungkapnya.
Mengenai undangan dari Bakorstanasda, Anton mengaku memang telah menerimanya. Namun dia
belum memenuhi panggilan itu karena masalah tersebut sepenuhnya sudah diserahkannya kepada
penasihat hukum dari YLBHI. ''Saya ini orang sipil, kenapa yang mengundang ABRI? Seharusnya
kan Polisi?'' tanyanya.
Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, kemarin, menyatakan pihaknya
masih menunggu tindak lanjut dari Kepolisian untuk mengusut dan mendapatkan lebih banyak
masukan tentang siapa yang terlibat dalam kerusuhan pertengahan Mei lalu. Sebab Kodam
Jaya sejauh ini sudah memberi masukan kepada Kepolisian.
''Nama Anton Medan muncul berdasarkan laporan dari masyarakat. Dan laporan dari masyarakat
itu perlu kita konfirmasi. Kalau tidak malah masalahnya mengambang terus-menerus. Konfirmasi
ini tentunya hanya dapat dilakukan dengan memanggil yang bersangkutan. Jadi, dia tidak perlu
takut kalau tidak bersalah,'' ujar Sjafrie. Menurut dia, yang dilaporkan masyarakat baru
Anton Medan. Namun tidak tertutup kemungkinan ada yang lainnya.(DE/U-1) |