Heboh 15 Juni; Penerbangan Ke Luar Negeri Penuh Lagi

MEDAN (Waspada): Kota Medan heboh. Sebagian penduduk mulai membicarakan selebaran yang isinya menyebutkan tentang aksi unjukrasa besar-besaran di Medan pada tanggal 15 Juni.

Selebaran yang dibagikan ke universitas-universitas tidak dibubuhi tandatangan dan stempel, namun isinya mengimbau agar para mahasiswa melakukan aksi turun ke jalan pada hari Senin, 15 Juni 1998. Yang sangat mengherankan dari isi selebaran tersebut adalah rencana "menggantung" seorang pejabat di lapangan Merdeka Medan.

Sehubungan dengan selebaran misterius itu, perusahaan penerbangan Malaysia Airline sudah kebanjiran booking seat penerbangan ke Penang dan Kuala Lumpur mulai Jumat kemarin. Sedangkan Wagubsu dan sejumlah aktivis mahasiswa mengeluarkan pernyataan dalam kaitan dengan isu 15 Juni tersebut.

Dalam keterangannya kepada Waspada di ruang kerjanya Jumat (12/6), Wagubsu H. A. Wahab Dalimunthe mengatakan, Pemerintah Daerah Sumatera Utara minta kalangan mahasiswa di daerah ini untuk tidak terpancing berbagai isu yang tidak bertanggungjawab.

Wahab mengakui saat ini banyak berkembang berbagai isu di kalangan mahasiswa, khususnya untuk mengajak mengadakan unjuk rasa pada 15 Juni 1998 bersamaan dengan rencana pelantikan Gubernur Sumut yang baru oleh Mendagri Syarwan Hamid. Ajakan yang

disampaikan lewat berbagai selebaran tersebut masih perlu diselidiki sumbernya.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual hendaknya dapat menyampaikan berbagai persoalan secara proporsional dan damai, sehingga berbagai kegiatan yang dilakukan tidak ditunggangi pihak-pihak lain yang sengaja menjadikan orde reformasi ini untuk mendukung kepentingan kelompoknya.

''Mahasiswa harus dapat menyadari hal tersebut sehingga gerakan yang mereka lakukan tidak tercemar oleh pihak lain. Sebagai mahasiswa mereka tentunya lebih mengetahui mana yang sekedar isu atau ajakan yang resmi,'' kata Wahab tentang ajakan berunjukrasa pada 15 Juni ini.

Surat Pernyataan

Sementara itu sejumlah aktivis mahasiswa Jumat kemarin mengeluarkan surat pernyataan. Isinya mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu yang dilontarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang mengajak mahasiswa dan masyarakat

untuk turun ke jalan pada tanggal 15 Juni 1998.

Para aktivis mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Medan mengeluarkan empat point surat pernyataan yang mengimbau:

1. Kepada masyarakat untuk tetap tenang menjalankan aktivitas sehari-hari dan menyatakan aksi pada tanggal 15 Juni 1998 tidak benar.

2. Mengimbau mahasiswa agar tidak terpancing isu SARA (Suku, Agama, Rasial, Antar-golongan) ini yang tidak mempunyai alasan yang kuat untuk mengacaukan keamanan dan sistem perekonomian yang kita jaga selama ini dan meminta pihak aparat untuk bersikap

tegas dalam menghadapi pihak-pihak perusuh yang akan meng-ganggu ketenteraman masyarakat.

3. Meminta seluruh masyarakat untuk bahu membahu menjaga stabilitas keamanan dari oknum-oknum dan golongan yang akan mengacaukan keamanan pada tanggal tersebut dan menghimbau WNI Keturunan agar tidak meninggalkan Republik Indonesia, tetapi

tetap menjalankan aktivitas sehari-hari karena kami mahasiswa dan masyarakat akan tetap melindungi dari aksi-aksi yang tidak bertanggungjawab.

4. Dan kami juga akan tetap memperjuangkan reformasi total dengan mengupayakan penyele-saian masalah masyarakat tanpa mengganggu ketenteraman.

Surat pernyataan para aktivis mahasiswa dari delapan PT tersebut diterima Waspada Ju-mat malam, namun belum terbubuhi tandatangan, masing-masing dari UMSU, UISU, AMIK Kesatria, UNPAB, STIM, UNIVA, IAIN dan STIKP.

Penuh

Pesawat MAS dari Medan ke Penang melalui Bandara Polonia Medan penuh, sehingga sejumlah penumpang yang terlambat membooking seat gagal berangkat Jumat pagi (12/6).

Menurut pengamatan Waspada di terminal keberangkatan internasional, mereka yang tidak kebagian seat langsung ke luar ruangan sambil menarik beberapa kopor mereka menunggu kesempatan terbang hari berikutnya.

Data di penerbangan Malaysia Airline (MAS) tujuan Penang, akhir Juni sudah penuh seat yang dibooking oleh calon penumpang pesawat jenis B-737-400 (bukan B-747-400), yang berkapasitas 146 penumpang kelas ekonomi dan eksekutif.

Jusuf Sofyan, manajer MAS Bandara Polonia Medan ketika ditanya mengakui, berdasarkan data booking penumpang, hingga akhir Juni sudah penuh. Namun pihaknya tidak membantah kemungkinan meningkatnya arus penumpang bersamaan dengan liburan sekolah.

Pesawat Garuda B-737 tujuan Batam Jumat juga penuh, sedangkan sejak seminggu sebelumnya rata-rata 75 persen seat pesawat yang berkapasitas 146 penumpang terisi.

Data dari penerbangan Silk Air tujuan Singapura mulai Sabtu dan Minggu (14/6) seat yang dibooking calon penumpang belum penuh seluruhnya. "Kalau ada penumpang satu atau dua orang masih bisa dibooking," ujar karyawati Silk Air.

Eksodus

Sementara data dari Imigrasi Bandara Polonia Medan tercatat, lebih kurang 6.410 orang WNI turunan asal Medan yang melakukan eksodus (mengungsi) ke luar negeri pada 14 hingga 23 Mei 1998, ketika terjadi kerusuhan massa di Medan, saat ini selu-ruhnya sudah kembali.

Data yang tercatat dari pejabat Imigrasi di Bandara Polonia Medan, para WNI kembali ke Medan dari tempat pengusiannya sejak 22 Mei.

Menurut data tersebut, sejak 22 hingga 31 Mei jumlah WNI yang kembali yaitu 5.821 orang, sedangkan dari tanggal 1 hingga 9 Juni sebanyak 1.741 orang. "Menurut data komputer kami, semua yang eksodus itu sudah kembali," ujar pejabat tersebut. (m23/m29)


BACK